Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Menteri P2MI lepas 600 pekerja ke Jepang, Korsel, Hong Kong, Taiwan
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-06 02:14:19【Sehat】402 orang sudah membaca
PerkenalanMenteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin menyampaikan pidato di hadapan 600 p

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin melepas 600 calon pekerja migran ke sejumlah pasar kerja di luar negeri, seperti Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, dan Taiwan, dalam acara pelepasan di kantor PT Prima Duta Sejati, Jawa Timur, Kamis.
Dalam siaran pers di Jakarta pada hari yang sama, Mukhtarudin menekankan pentingnya peningkatan keterampilan tenaga kerja Indonesia agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja global.
“Supaya bonus demografi ngak berubah menjadi beban, kita harus siapkan kualitas tenaga kerja dan cipngakan lapangan kerja. Dalam negeri tetap prioritas, namun pasar luar negeri juga terbuka lebar,” ujarnya.
Ia menambahkan, peningkatan kualitas pekerja migran harus melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak agar masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri memiliki kompetensi sesuai standar negara tujuan, seperti yang dilakukan oleh PT Prima Duta Sejati.
“Kolaborasi bisa melalui kemitraan dengan pemerintah daerah, kementerian/lembaga pusat, dan lembaga pendidikan vokasi untuk membina calon pekerja,” katanya.
Mukhtarudin juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menjajaki pembukaan pasar penempatan pekerja migran di kawasan Eropa, selain pasar tradisional yang sudah berjalan di Asia.
“Kita dorong masuk ke pasar baru seperti Eropa. Sementara pasar Asia seperti Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea, Malaysia, dan Singapura sudah berjalan dengan baik,” katanya.
Baca juga: Pengiriman pekerja migran Jembrana ke Jepang tanpa hambatan
Ia menegaskan bahwa ekspansi pasar akan dilakukan secara selektif, dengan mempertimbangkan aspek regulasi, jaminan sosial, dan perlindungan pekerja.
“Negara tujuan harus memiliki regulasi dan perlindungan memadai serta sistem jaminan sosial yang baik,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur PT Prima Duta Sejati Maxixe Mantofa mengangakan bahwa mayoritas dari 600 calon pekerja migran akan ditempatkan di kawasan Asia, dengan berbagai posisi kerja.
“Ke Jepang sebagian besar untuk sektor konstruksi, pabrik, dan industri makanan. Sementara Taiwan dan Hong Kong banyak untuk pekerja domestik, caregiver, dan pabrik,” katanya.
Maxixe mengapresiasi dukungan Kemen-P2MI dalam mempercepat dan mempermudah layanan penempatan pekerja migran secara aman dan nyaman.
“Di bawah kepemimpinan Pak Menteri, kami merasakan perubahan besar di Jawa Timur. BP3MI kini memberikan layanan yang jauh lebih mudah dan maksimal,” ujarnya.
Ia menilai Kemen-P2MI terus berkomitmen memperluas peluang kerja bagi tenaga kerja Indonesia dengan memastikan penempatan yang aman, bermartabat, dan berkualitas melalui pelatihan, regulasi, dan kemitraan dengan berbagai pihak.
Baca juga: Standar gaji PMI/TKI di Taiwan, Timur Tengah, dan Eropa
Suka(61)
Artikel Terkait
- Ngak hanya segar, 10 buah ini efektif cegah dehidrasi saat cuaca panas
- Galon polikarbonat ngak menyebabkan gangguan kehamilan dan diabetes
- Pemkot Padang ingatkan SPPG disiplin jalankan prosedur MBG
- Mendagri ingatkan pemda efisiensikan belanja birokrasi
- PBB: Dana kemanusiaan global 2025 baru terpenuhi 21 persen
- Kenali gejala
- Penerima manfaat MBG diminta laporkan apabila alergi makanan tertentu
- PBB Siap tingkatkan bantuan bagi warga Gaza usai gencatan senjata
- Dinkes Tapin pastikan dapur MBG penuhi standar kesehatan
- Mensos ngak ingin terjadi perundungan di Sekolah Rakyat
Resep Populer
Rekomendasi

Cegah keracunan MBG, Pemkot Bontang perketat pengawasan izin SLHS

Timnas Indonesia seperti “singa yang tertidur”

SPPG yang lalai terhadap kualitas makanan harus dibenahi

Bupati Mimika: Lebih dari 3.000 pelajar menikmati program MBG

Tujuh sayuran beku rekomendasi dietisien untuk jaga kadar kolesterol

Legislator: UU Kepariwisataan tandai perubahan pembangunan pariwisata

Pesawat Smart Air tergelincir saat mendarat di lapangan terbang Tiom

SPPG yang lalai terhadap kualitas makanan harus dibenahi